Posted on

Mengenal Lubrikan untuk Sediaan Tablet

Lubrikan adalah eksipien yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara permukaan tablet dengan dinding lubang kempa selama proses pengempaan dan pengeluaran tablet dari lubang kempa. Lubrikan digolongkan berdasarkan kelarutannya dalam air, yakni lubrikan larut air dan tidak larut air. Lubrikan tidak larut air memiliki efektivitas yang lebih tinggi daripada lubrikan larut air. Lubrikan larut air digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna dalam air, seperti tablet efervesen.

Hal – hal yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan lubrikan, antara lain :

Cara pemberian dan jenis tablet yang akan dibuat.

Sifat disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan.

Masalah lubrikasi dan aliran.

Sifat granul dan serbuk yang akan dikempa.

Kompatibilitas zat aktif.

Harga.

Mekanisme kerja lubrikan ada dua jenis, yaitu :

Lubrikan jenis cairan (hydrodynamic lubrication), contoh : senyawa hidrokarbon seperti minyak mineral. Untuk menghilangkan noda minyak pada permukaan tablet, perlu dilakukan atomisasi dispersi halus.

Lubrikan tapal batas (boundar lubrication), dihasilkan dengan pelekatan bagian polar molekul dengan rantai karbon panjang pada permukaan metal dinding lubang kempa. Contoh : magnesium stearat.

Aplikasi lubrikan dalam sediaan tablet

Lubrikan ditambahkan pada pencampuran tahap akhir, setelah bahan – bahan lainnya tercampur homogen. Waktu pencampuran lubrikan disarankan sekitar lima menit. Pencampuran yang terlalu lama atau overblending dapat memperlambat disintegrasi dan menurunkan disolusi, serta dapat mengurangi kohesivitas matriks tablet. Lubrikan yang berbentuk serbuk tidak dianjurkan untuk ditambahkan sebelum dilakukan granulasi basah karena lubrikan dapat terdistribusi ke seluruh bagian granul, tidak hanya di permukaan. Disintegran dan lubrikan tidak boleh ditambahkan secara bersamaan karena dapat mengurangi porositas disintegran sehingga efektivitas disintegrasinya dapat berkurang. Hendaknya lubrikan diayak dengan ayakan 100 – 300 mesh sebelum digunakan. Dengan memperkecil ukuran partikel lubrikan, berarti meningkatkan luas permukaan lubrikan sehingga efektivitas penyalutan lubrikan pada granul atau serbuk bertambah.

Beberapa jenis lubrikan yang lazim digunakan, antara lain magnesium stearat, asam stearat, talk, amilum, natrium benzoat dan natrium klorida, natrium dan magnesium lauril sulfat, polietilen glikol 4000 dan 6000, gliseril behanat, dan sodium stearil fumarat.

Kekurangan jumlah lubrikan dalam formulasi menyebabkan mesin tablet bekerja ‘terpaksa‘, kerusakan punch bawah, terbentuknya lapisan film di permukaan dies karena ada komponen tablet yang melekat, tablet sukar dikeluarkan dari lubang kempa sehingga terdapat goresan terutama di bagian samping tablet, permukaan tablet tidak halus dan tidak mengkilap, ditemukan keretakan di bagian tepi tablet, bahkan dapat menimbulkan retakan atau fragmentasi tablet saat tablet keluar dari lubang kempa, sedangkan lubrikasi yang berlebih dapat menyebabkan capping.

Magnesium stearat vs Sodium stearil fumarat

Based on trial : Kedua lubrikan ini biasa digunakan sebanyak 1- 3%. Untuk kasus tertentu, dimana disolusi dipersyaratkan cukup tinggi dengan gejala kelengketan yang rendah, magnesium stearat dapat digunakan sejumlah 0.5%. Efek penurunan disolusi akibat pemakaian sodium stearil fumarat lebih sedikit daripada magnesium stearat, akan tetapi lubrikan ini terbukti memiliki kemampuan lubrikasi yang lebih rendah.

Magnesium stearat dan sodium stearil fumarat pernah diaplikasikan pada tablet dengan bahan aktif beruba senyawa dari bahan alam. Pada persentase 0.75% dengan waktu pencampuran lima menit, sodium stearil fumarat tidak dapat mengatasi kelengketan permukaan tablet pada punch dan dies. Sebagian permukaan sisi atas mau pun bawah tablet melekat pada punch, juga ditemukan goresan pada sisi samping tablet akibat gesekan pada dies. Gejala – gejala lengket seperti di atas tidak ditemukan jika menggunakan magnesium stearat dengan persentase dan waktu pencampuran yang sama.

Asam stearat untuk sediaan tablet dengan bahan aktif yang inkompatibel dengan magnesium stearat

Based on trial : Beberapa bahan aktif inkompatibel dengan magnesium stearat, seperti clopidogrel bisulfat. Oleh karena itu dapat digunakan asam stearat sebagai lubrikan. Jika tablet yang mengandung asam stearat harus disalut, pemanasan pada tahap penyalutan tidak disarankan melebihi 60°C suhu tersebut merupakan titik leleh asam stearat. Apabila asam stearat meleleh akan ditemukan pori – pori kecil pada permukaan tablet. Kemampuan lubrikasi asam stearat lebih rendah dibandingkan dengan magnesium stearat dan kalsium stearat.

Durasi efektivitas magnesium stearat

Based on trial : Magnesium stearat memiliki kemampuan lubrikasi yang baik selama maksimal dua jam setelah pencampuran, kecuali untuk kasus tertentu, durasi efektivitas lubrikasi magnesium stearat bisa lebih lama dari dua jam, seperti pada formulasi dengan bahan aktif atau pun eksipien yang karakternya tidak mudah melekat pada dinding lubang kempa.

Pernah dilakukan pencampuran 1% magnesium stearat untuk sediaan tablet dengan bahan aktif berbagai jenis asam amino (resiko lengket besar) lebih dari enam jam sebelum dilakukan pengempaan. Beberapa menit setelah proses kempa berjalan, ditemukan beberapa tablet lengket pada dies. Masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan 0.5% magnesium stearat sesaat sebelum proses kempa dimulai dan waktu pencampuran lima menit. Pengempaan dilakukan sesuai prosedur sebelumnya dan bobot tablet harus diperbesar 0.5% terhadap bobot semula sebagai antisipasi penurunan kadar bahan aktif.

Referensi :

Agoes, W., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi

Lieberman, H.A. dan Lachman L., 1980, Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets Volume I

Siregar, C.J.P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar – Dasar Praktis

Leave a comment